Iklan

Menu Bawah

MENYONGSONG HIDAYAH TAUFIQ DENGAN MENCARI ILMU

Redaksi
Senin, 23 Januari 2012, Senin, Januari 23, 2012 WIB Last Updated 2023-02-12T02:50:04Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Firman Alloh Ta'ala: "Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk" (QS. al Kahfi:13)


Hidayah ada 2, yaitu: Hidayah Ilmu (dilalah) dan Hidayah Taufiq:

Hidayah Ilmu (dilalah)

Ini adalah bimbingan atau petunjuk pada kebenaran. Dalam hidayah ini terdapat campur tangan dan usaha manusia, di samping hidayah Alloh dan bimbingan Rosul-Nya. Alloh telah menunjukkan jalan kebenaran pada manusia mukallaf (sudah dibebani hukum), Dia juga menunjukkan jalan kebatilan yang  menyimpang dari petunjuk Rosululloh dan al Kitab. Para Rosulpun telah menerangkan jalan ini kepada kaumnya. Begitu pula para ulama', da'I, ustadz, dan ahli ilmu, mereka semua telah menerangkan jalan ini kepada manusia. Jadi semua ikut ambil bagian dalam hidayah ini.

Hidayah Taufiq

Hidayah ini hanya milik Alloh semata, (tidak ada sekutu baginya dalam pemberian taufiq ini). Ia berupa peneguhan kebenaran dalam hati, penjagaan dari hal yang menyimpang, pertolongan agar tetap meniti dan teguh di jalan kebenaran, pendorong pada ketaatan dan kecintaan iman. Pendorong pada kebencian terhadap kekufuran, kefasiqan dan kemaksiatan.
Hidayah taufiq ini diberikan kepada orang yang memenuhi panggilan Alloh dan mengikuti petunjuk-Nya. Jenis hidayah ini datang sesudah hidayah dilalah (ilmu). firman Alloh ta'ala:

Dan adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang Telah mereka kerjakan" (QS. Fushsilat:17)

Untuk itu Alloh menciptakan potensi dalam diri setiap orang mukallaf untuk memilih antara jalan kebenaran atau jalan kebatilan. Kalau dia memilih jalan kebenaran menurut kemauannya sendiri, maka hidayah taufiq akan datang kepadanya. Alloh ta'ala berfirman:

"Dan oraang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya. (QS. Muhammad/47:17)

Namun jika ia memilih kebatilan dengan kemauannya sendiri, maka Alloh akan menambahkan kesesatan padanya dan dia mengharamkannya dari hidayah taufiq-Nya.  Firman Alloh ta'ala:

"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. as Shof: 5)

Keterangan: Memalingkan hatinya, maksudnya Allah membiarkan mereka sesat dan bertambah jauh dari kebenaran.

CARILAH SEBAB-SEBAB HIDAYAH, NISCAYA ANDA AKAN MENDAPATKANNYA

Orang-orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki supaya orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkan hidayah, ia harus berusaha keras melakukan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya mendapat hidayah tersebut.

Di antara usaha itu ialah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih teman yang sholih, selalu membaca, mempelajari serta merenungkan kitab Alloh, mengikuti majlis-majlis ilmu, mendengarkan nasihat, membaca buku tentang Dien (agama) dan keimanan dll.

Tetapi sebelum melakukan semua itu, hendaknya terlebih dahulu meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkan kita dari jalan hidayah, seperti teman yang tidak baik akhlak dan aqidahnya, membaca buku dan majalah yang tidak mendidik, berduaan dengan orang bukan mahram, pacaran dan hal-hal lain yang bertentangan dengan hidayah. Wallohu a'lam

MENDAPATKAN HIDAYAH TAUFIQ DENGAN MENCARI HIDAYAH ILMU

Mustahil bagi seseorang berharap hidayah Taufiq dari Alloh Ta'ala seperti berharap turunnya hujan dari langit. Hidayah ini tidaklah bisa datang begitu saja, melainkan manusia harus berupaya mencarinya. Dan di antara yang harus ia cari adalah ilmu/dilalah minimal dia mau duduk dalam majlis ilmu.

Dia akan mengetahui halal dan haram, perintah dan larangan, mana ajaran islam dan nenek moyang, ibadah atau tradisi dan lain-lain. Seperti bagaimana mungkin wanita yang tidak tahu hukum dan perintah berjilbab, bisa tergerak hatinya untuk menjadi muslimah yang mau menutup aurot dengan ridlo dan tidak terpaksa??. Maka sungguh seorang setiap muslim hendaknya berupaya penuh mencari ilmu dalam rangka mendapatkan taufiq Alloh.

Dan hendaknya ia banyak berdo'a pada Alloh ta'ala supaya diberikan taufiq sesudah berilmu. Sebab ada kalanya seseorang yang sudah mengetahui halal harom, perintah dan larangan, namun ia tidak bergerak untuk menta'atinya yaitu menjalankan perintah dan yang halal serta menjaihu larangan dan yang haram, padahal ia tahu. Contoh dalam kasus ini adalah Paman Nabi,- Abu Tholib- yang sangat getol membela perjuangan Nabi menegakkan Islam dan dari intimidasi dan permusuhan para kuffar, namun dia toh tetap mati dengan memegang agama nenek moyangnya (kafir), padahal Rosululloh bersusah payah memberi hidayah dilalah pada pamannya. Ini menunjukkan bahwa Hidayah Taufiq adalah prerogative Alloh. Artinya: berapapun banyaknya ilmu yang diberikan, namun tidak berguna sama sekali kecuali dengan taufiq dari Alloh ta'ala. Firman Alloh Ta'ala:
Komentar

Tampilkan

Terkini