Iklan

Menu Bawah

Gembala DR. A.G. Socrates Yoman:Fakta Konspirasi Politik dan Kriminalisasi

Redaksi
Senin, 06 Februari 2023, Senin, Februari 06, 2023 WIB Last Updated 2023-02-06T01:02:27Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

LUKAS ENEMBE GUBERNUR PAPUA KORBAN KONSPIRASI POLITISASI & KRIMINALISASI  BUKAN MASALAH HUKUM


"Konspirasi politik dan kriminalisasi terlihat dari seluruh kekuatan all out melawan Lukas Enembe. Ada KPK, ada Mahdud MD, ada Moeldoko, ada Tito Karnavian, ada Paulus Waterpauw, ada Budi Gunawan, ada Bahlil Lahadalia dan masih banyak yang lain. Semua orang yang melawan Lukas Enembe Gubernur Papua adalah orang-orang yang berada dalam pusat kekuasaan dari partai politik PDIP."




Lukas Enembe Guberbur Papua tidak menghadapi hukum. Lukas Enembe menjadi korban kekejaman konspirasi,  kriminalisasi dan politisasi dari para penguasa Indonesia. 

Uang 1 milyar adalah uang pribadi Lukas Enembe. Uang pribadi ini dituduhkan uang gratifikasi. Memang ada misi konspirasi kriminalisasi dan politisasi untuk mengorbankan Lukas Enembe Gubernur Papua. 

Apa yang dihadapi Lukas Enembe Gubernur Papua bukan masalah hukum. Persoalan dasar yang dialami Lukas Enembe adalah murka dan kemarahan atau kebencian penguasa Indonesia kepada Lukas Enembe. 

Benar apa yang ditulis Lamadi de Lamato Presiden Warga Pendatang & Imigran Se-Tanah Papua. 

"Sejak ditetapkan sebagai tersangka akal-akalan, Gubernur non aktif  Lukas Enembe lamgsung dibidik oleh negara, untuk dijebloskan ke penjara seperti pejabat yang terkena kasus korupsi ysng lain..Bedanya, ia memag di skenario karena bau amis aroma politik yang kental atas dirinya." 

"Salah satu yang melingkupinya, ia menolak keinginan Jakarta yg bernafsu menambang emas di kabupaten Intan Jaya. Proyek itu bernama eksplorasi blok Wabu, yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Provinsi Papua." 

"Atas nama Gubernur Papua, Lukas Enembe menyurat ke kementerian ESDM dengsn bunyi surat menolak penambangan emas di Papua. Jakarta yang sedang memikul beban utang pada asing hampir 8000 triliun marah besar dengan jawaban surat tersebut. 

"Jakarta kembali memaksa Gubernur Lukas Enembe untuk menerima calon wakil gubernur pengganti almarhum Klemen Tinal, yang meninggal karena sakit. Lukas Enembe politisi cerdas tidak mudah di dikte oleh kepentingan politik infiltrasi kendati ia dalam keadaan sakit kronis." 

"Setidaknya dari dua masalah itu, Jakarta makin murka dengan seorang Lukas Enembe, politisi santun, piawai & kharismatik tersebut. Tidak berlebihan bila berita koran maupun diskusi liar & hoaks menyudutkan beliau dengan berita-berita bombardir yang sadis." 

Ada alasan lain Lukas Enembe menjadi korban konspirasi, kriminalisasi dan politisasi sebagai berikut: 

1. Lukas Enembe menolak evaluasi dan revisi UU Otsus jilid 1 sepihak dan tidak menjamin keselamatan dan kepentingan Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Lukas Enembe Gubernur Papua melihat bahwa revisi UU Otsus 2001 adalah melawan undang-undang Indonesia dan terjadi pemusatan atau pengalihan kekuasaan atau kewenangan dari daerah ke pusat. 

2. Lukas Enembe Gubernur Papua  menolak tanda tangan Daerah Otonomi Baru (DOB) tiga provinsi boneka buatan  Tito Karnavian dan Hendropriyono dan kelompok kepentingan bisnis ekonomi yang mau merampok, menjarah dan mencuri  bisnis sumber daya alam di Papua.  

3. Lukas Enembe  tidak setuju atau tolak membagikan dana 8 triliun kepada tiga provinsi boneka Indonesia. 

4. Lukas Enembe dikorbankan untuk memuluskan  kepentingan partai politik tertentu tahun 2024 karena Lukas Enembe Gubernur Papua dianggap paling kuat di Papua. 

5. Lukas Enembe dikorbankan untuk pengalihan pemberitaan media-media yang memborbadir kasus Ferdy Sambo yang benar-benar menyudutkan institusi Kepolisian Republik Indonesia. 

6. Kegagalan Otonomi Khusus Nomor 21 Tahun 2001 dilimpahkan kepada Lukas Enembe Gubernur Papua. Artinya, penguasa Indonesia mau membangun opini nasional dan internasional bahwa dana Otsus dikorupsi oleh Lukas Enembe Gubernur Papua. 

Tetapi, menurut saya, point nomor 6 ini tidak serta merta diterima oleh rakyat Papua, rakyat Indonesia dan komunitas internasional. Karena data dan fakta membuktikan bahwa penguasa Indonesia gagal total melaksanakan undang-undang Otonomi Khusus 2001 di Papua. 

Bukti kegagalannya terbukti dengan pengalihan yang dilakukam oleh penguasa Indonesia, yaitu pembentukan UP4B, revisi Otsus jilid 2, Nomor 2 tahun 2021, dan pembentukan DOB tiga provinsi boneka Indonesia. 

7. Lukas Enembe Gubernur Papua menjadi korban yang tak terpisahkan dari korban-korban konspirasi politik dan kriminalisasi pejabat lain seperti Barnabas Suebu, John Ibo, Eltinus Omaleng, Ricky Ham Pagawak dan masih banyak pemimpin Papua yang lain.  Semua pemimpin potensial yang menjadi pelindung rakyat mereka disingkirkan dan dikorban secara sistematis dan masif dan kolektif. 

Yang jelas dan pasti: Lukas Enembe Gubernur Papua menjadi korban konspirasi politik, kriminalisasi dan tidak ada hubungan dengan hukum. 

Konspirasi politik dan kriminalisasi terlihat dari seluruh kekuatan all out melawan Lukas Enembe. Ada KPK, ada Mahdud MD, ada Moeldoko, ada Tito Karnavian, ada Paulus Waterpauw, ada Budi Gunawan, ada Bahlil Lahadalia dan masih banyak yang lain. 

Semua orang yang melawan Lukas Enembe Gubernur Papua adalah orang-orang yang berada dalam pusat kekuasaan dari partai politik PDIP. 

Ada media-media nasional yang melakukan misinformasi yang menyesatkan seluruh rakyat Indonesia, rakyat Papua dan komumitas global tentang masalah ketidakadilan, krimininalisasi, dan politisasi yang dihadapi Lukas Enembe Gubernur Papua. 

Doa dan harapan penulis, para pembaca mendapat pencerahan.  

Selamat membaca. Tuhan memberkati. 

Waa.....Waa.....Kinaonak Nowe Nawot. 


Ita Wakhu Purom, Senin, 6 Februari 2023 

Penulis: 

1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua;
2. Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua Barat (WPCC)
3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
4. Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).
Komentar

Tampilkan

Terkini

PUISI

+